Ditulis oleh Dewan Asatidz
sumber : http://www.pesantrenvirtual.com
Rasulullah
(saw) adalah seorang contoh manusia yang paling dimuliakan oleh Allah. Seorang
tokoh idola yang seharusnya ditiru. Terutama, bagi siapa saja yang ingin
menjadi ahli surga. Nabi (saw) adalah seseorang dengan seluruh perilakunya
mengandung kebaikan. membawa kebahagiaan, memberi ketenangan dan menciptakan
keharmonisan. Allah SWT memilih Muhammad sebagai rasul-Nya untuk diikuti
akhlaknya. Karena hanya dengan mengikuti Muhammad (saw), kebahagaiaan
dunia-akhirat bisa tercapai.
Rasulullah
(saw) adalah seorang contoh manusia yang paling dimuliakan oleh Allah. Seorang
tokoh idola yang seharusnya ditiru. Terutama, bagi siapa saja yang ingin
menjadi ahli surga. Nabi (saw) adalah seseorang dengan seluruh perilakunya
mengandung kebaikan. membawa kebahagiaan, memberi ketenangan dan menciptakan
keharmonisan. Allah SWT memilih Muhammad sebagai rasul-Nya untuk diikuti
akhlaknya. Karena hanya dengan mengikuti Muhammad (saw), kebahagaiaan
dunia-akhirat bisa tercapai. Mari kita ringkas mengenai pentingnya memahami Sirah
Nabi dalam beberapa hal berikut ini :
Pertama :
Sirah (perjalanan hidup) Rasulullah (saw), merupakan terjemahan hidup Al-Qur'an
yang paling lengkap. Firman Allah : "Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an
agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka " ( QS.16:44 ). Begitu juga, Allah SWT menurunkan Al-Qur'an secara
barangsur-angsur, sesuai dengan kejadian yang terekam dalam sirah Nabi (saw).
Dari sini terlihat dengan jelas bahwa untuk memahami isi Al-Qur'an, kita harus
memahami sirah Nabi (saw).
Kedua, Sirah
Rasulullah (saw) adalah sirah yang paling agung dan paling lengkap. Terjaga
dari penyimpangan dan penyelewengan. Para ulama sepanjang sejarah telah
mempertahankan keaslian sirah ini dengan mempertahankan urutan sanad secara
ketat. Ketat dalam arti bahwa para perawi sirah ini harus mempunyai kejujuran
yang tinggi, dan diantara mereka harus sambung menyambung tanpa putus. Berbeda
dengan periwayatan nabi-nabi sebelumnya, kita kesulitan untuk menemukan kisah
yang lengkap tentang mereka. Misalnya mengenai masa kecil seorang nabi sebelum
Muhammad (saw) dan seterusnya. Kalaupun ada – sebagaimana yang terdapat dalam
buku Injil - seringkali periwayatannya sulit dipertanggung-jawabkan
keasliannya, bahkan kerap menodai derajat kenabian mereka yang pada dasarnya
identik dengan kesucian dan kemuliaan akhlak.
Ketiga,
perjalanan hidup Rasulullah sangat transparan, tidak ada yang rahasia, dan
tidak ada yang disembunyikan. Dari sejak masuk kamar mandi, cara tidur, cara
masuk dan keluar rumah, cara bergaul dengan istri-istri, hingga kepribadaian
sebagai seorang ayah, sebagai seorang teman dari sahabat-sahabatnya, seorang
penglima perang, seorang pemuka agama, dan sebagai seorang pemimpin negara.
Dan yang
menarik, bahwa semua sisi dari dimensi hidup yang baru saja kita sebutkan,
merupakan cerminan kebaikan, contoh akhlak yang paling mulia, dan tauladan yang
patut diikuti. Allah berfirman : " Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang
mengharapkan rahmat Allah dan ( kedatangan ) hari Kiamat dan di banyak menyebut
Allah " ( QS.33:21 ). Keempat, siapapun yang membaca sirah Rasulullah
(saw) pasti akan menemukan bahwa beliau adalah manusia biasa. Makan dan minum
seperti kita. Mendapatkan ujian dan kesulitan hidup. Diusir dari kampung
halamannya. Dihina dan disiksa oleh orang-orang yang membencinya. Seringkali
kelaparan kerena kefakirannya. Namun, karena ketabahan yang sangat tinggi,
Muhammad (saw) sanggup menahan lapar dengan penuh izzah (kehormatan). Dan
karena kesabaran, beliau tidak pernah mengeluh sekalipun harus melakukan
hijrah. Lantaran kegigihan, beliau sanggup menghadapi segala cobaan yang
dihadapi. Karena keteguhan iman beliau tidak pernah putus asa. Dan berkat
kesungguhan menjalani sunnatullah, Nabi (saw) mengambil segala sebab dan proses
yang benar, dan bertawakkal kepada Allah secara mendalam. Akhirnya, Nabi (saw)
mencapai kemenangan.
Sungguh tidak
ada alasan bagi siapapun untuk mengatakan bahwa rahasia keberhasilan Muhammad
dalam berda'wah adalah karena semata kerasulannya, seperti halnya seorang
jagoan dalam sebuah film, yang sutradara telah menentukan ia pasti menang,
kendati ia dengan atau tanpa berusaha. Tidak, Rasulullah bukan – dan tidak
bisa diumpamakan sama sekali dengan - seorang jagoan dunia film. Beliau hidup
di alam nyata. Beliau pernah kalah, dalam perang Uhud karena sebab-sebab
tertentu. Dengan demikian, anggapan salah jika mengatakan, "wajar kalau
Muhammad (saw) berhasil. Beliau kan Rasulullah, tidak bisa diumpamakan dengan
kita". Pernyataan seperti itu, ternyata tidak hanya memperlemah keimanan
dan kesungguhan kita untuk mengikuit jejak Rasulullah (saw) dengan
sesungguh-sungguhnya dalam perjuangan menegakkan Islam di muka bumi. Melainkan
justru dari sinilah munculnya berbagai penyakit umat yang kemudian menyebabkan
kelumpuhan, keterpurukan, saling menggerogoti kekuatan yang ada, perpecahan
berantai dalam tubuh masyarakat Muslim yang berujung dengan kemunduran umat
Islam.
Wallalhu a’lam bisshowabsumber : http://www.pesantrenvirtual.com
Posting Komentar